Semua orang ingin apa yang
dilakukannya berjalan lancar, begitu pula jalan yang dilewati tiap hari
inginnya baik dan mulus agar perjalanan lancar. Masyarakat suatu jalan,
kampung atau daerah akan menuntut pada pemerintah untuk membangun atau
memperbaiki jalan mereka yang rusak, bahkan kalo perlu lewat demo.
Setelah jalan dibangun atau diperbaiki, maka tidak berapa lama bukannya
kelanjcaran jalan yang didapat, bahkan sebaliknya.
Di
banyak tempat di negeri ini. terutama di jalan-jalan kampung atau
komplek perumahan, setelah jalan diperbaiki maka akan bermunculan
"polisi tidur". Masyarakat kita sepertinya plin-plan ingin jalan lancar,
setelah jalan bagus, dibangun lagi penghalang kelancaran jalan tersebut.
Dimana-mana polisi tidur hampir selalu disambut baik bagi mereka yang
tinggal di tepi jalan umum tersebut, dan hampir selalu disambut tidak
baik bagi orang yang ingin jalannya selalu lancar dan orang yang suka
ngebut di jalan.
Tidak
bisa dipungkiri dimanapun dimasyarakat kita selalu ada sebagian anggota
masyarakatnya yang tidak peduli dengan orang lain, salah satunya yang
suka menyalurkan hobi ngebut di jalan umum. Sepertinya inilah penyebab
terbesar lahirnya para polisi tidur. Masyarakat lainnya sepertinya
sudah tidak punya cara yang lebih jitu untuk melindungi ketenangan
memakai jalan umum tersebut dari ulah para pengebut jalanan. Para
pengebut jalanan umumnya "tidak bisa membaca" sehingga himbauan berupa
tulisan untuk tidak ngebut tidak ada artinya bagi mereka, bisa jadi
rambu lalu-lintas tidak dihiraukan keculai ada petugas Linmas.
Pernah
dialami di suatu jalan perumahan yang cukup banyak pengguna jalannya,
bahkan kadang macet pada jam-jam tertentu. Pada jalan tersebut
terpasang polisi tidur dengan segala pro dan kontra-nya. Setelah
beberapa lama, jalan mulai rusak, maka dilakukanlah perbaikan jalan,
pengaspalan jalan dilakukan dan jalan kembali lancar. Entah apa
penyebabnya jalan tersebut kini tanpa polisi tidur lagi. Ternyata kini
muncul masalah baru, bukan pengebut jalanan yang yang bikin ulah,
tetapi jambret yang merajalela, terutama waktu lewat magrib, saat jalan
mulai sepi sangat sering terjadi penjambretan bahkan dengan kekerasan.
Komplek Villa Mutiara Bogor 2, dimana jalan
tersebut dipakai bukan hanya untuk warga komplek saja tetapi juga tamu yang berkunjung ke komplek ini, juga menerapkan disiplin
paksaan dengan polisi tidur. Berharap semua warga yang melewati jalan
umum tersebut bisa memaklumi bahwa mereka yang tinggal di samping jalan
tersebut dapat kepastian keamanan, bagi anak-anak mereka agar tidak
diserempet atau ditabrak pengebut jalanan.
Mungkin begitulah
masyarakat kita dalam menyikapi kemajuan transportasi, seperti kemajuan
teknologi lainnya, selalu ada efek negatifnya. Sebenarnya iptek (Ilmu
dan Teknologi) tidak pernah salah, seharusnyalah pengguna iptek juga
memiliki imtak (Iman dan Taqwa), sehingga hak pribadi kita untuk
bertransportasi lancar tidak mengganggu hak pribadi orang lain untuk
mendapat keselamatan. Semoga kita termasuk orang yang adil dalam
menggunakan jalan umum. Kalau semua pengguna jalan bisa tertib niscaya
tidak akan lahir lagi polisi tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar